Gending Sriwijaya
Setelah keruntuhan Sriwijaya , muncul kerajaan-kerajaan kecil yang saling berebut kekuasaan. Kedatuan Bukit Jerai, adalah kerajaan kecil yang dipimpin oleh Dapunta Hyang Jayanasa dengan permaisurinya Ratu Kalimanyang. Mereka memiliki dua putera, yang pertama adalah Awang Kencana dan kedua adalah Purnama Kelana. Dapunta Hyang sudah memasuki usia tua dan saatnya untuk menyerahkan kepemimpinannya kepada putera mahkotanya, Awang Kencana. Namun diluar adat kebiasaan, Dapunta justru memilih Purnama Kelana sebagai penggantinya, Dapunta merasa Purnama memiliki kemampuan intelektual yang tinggi, cerdas dan lebih visioner dibandingkan dengan Awang Kencana yang hanya mengandalkan kemampuan olah kanuragan dan kekuatan militer.
Awang Kencana secara diam-diam mengetahui rencana itu dan sangat kecewa dengan keputusan ayahnya. Awang kemudian menjebak Purnama, menfitnah Purnama telah membunuh Dapunta Mahawangsa. Purnama kemudian di tangkap oleh Awang dan dijebloskan ke penjara. Dengan dibantu oleh para tabib dan sahabat-sahabatnya, Purnama berhasil dibebaskan dan dihindarkan dari hukuman mati. Kelompok pasukan yang dipimpin oleh Awang kemudian mengetahui rencana itu, mereka mengejar Purnama sampai pelosok hutan, Purnama terdesak di lereng tebing, Purnama jatuh di jurang yang tinggi, tercebur di sungai dan terbawa arus yang deras. Pasukan Awang tak mampu mengejar dan mengira Purnama telah tewas.
Purnama berhasil diselamatkan oleh Malini, puteri Ki Goblek. Ki Goblek adalah pemimpin kelompok perampok yang selama ini membuat resah para pedagang dan bangsawan di sekeliling hutan di Kedatuan Bukit Jerai. Ki Goblek yang bernama asli Kendra Kenya adalah mantan Tumenggung di Kedatuan Bukit Jerai. Sekitar tigapuluh tahun yang lalu, Ki Goblek membantu Dapunta muda dalam merebut kekuasaan di Kedatuan Bukit Jerai dari tangan raja terdahulu. Silang sengkarut penghianatan Dapunta membuat Ki Goblek lari ke hutan, menyimpan dendam dan membentuk kelompok perampok yang menghantui para pedagang, pejabat kerajaan dan bangsawan yang curang. Hutan di sekitar Kedatuan Bukit Jerai menjadi medan operasi kelompok Ki Goblek.
Setelah meninggalnya Dapunta Hyang Mahawangsa, seratus hari kemudian, Awang dinobatkan sebagai raja di Kedatuan Bukit Jerai. Awang memerintahkan untuk membasmi kelompok perampok Ki Goblek. Mata-mata Awang Kencana berhasil mengetahui markas kelompok Ki Goblek. Dengan kekuatan penuh , pasukan Awang Kencana mengepung Ki Goblek yang bermarkas di sebuah gua di tengah hutan. Kelompok perampok berhasil ditumpas, Ki Goblek tewas. Hanya tertinggal Purnama dan Malini dan 8 orang perempuan penenun songket, yang adalah janda para perampok yang tewas. Malini yang kehilangan kedua orangtua dan juga adiknya tak luput menjadi korban. Malini menyimpan dendam. Purnama yang mengetahui ini semua adalah perbauatan adiknya, makin meradang. Ia harus menghentikan kelakuan adiknya, menuntut balas kematian ayahnya, sekaligus membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.
Sepuluh orang itu kemudian menyiapkan sebuah serangan balasan ke pusat Kedatuan Bukit Jerai. Delapan perempuan penenun songket itu memiliki kemampuan olah kanuragan yang tidak kalah dengan perampok laki-laki. Kelebihan mereka adalah keahlian menggunakan kayu tenun sebagai senjata pembunuh.
Pada suatu malam,sepuluh orang itu berhasil menyusup ke jantung pertahanan Kedatuan Bukit Jerai. Satu persatu prajurit berhasil dilumpuhkan, Purnama Kelana dengan kerja keras berhasil membunuh adiknya yang telah menfitnahnya. Akhirnya Purnama Kelana berhasil merebut tahta Kedatuan Bukit Jerai.
Sebuah film persembahan dari PEMPROV SUMSEL & PUTAAR PRODUCTION
Sutradara
HANUNG BRAMANTYO
Produser
H. DHONI RAMADHAN
HJ. DIAN PERMATA PURNAMASARI
PIETRA M.PALOH
Produser Eksekutif
H. ALEX NOERDIN
H. YUSRI EFEENDY
Produser Pelaksana
IRENE CAMELYN SINAGA, AP
MUHAMMAD FARIZ, S, STP.MM
AJISH DIBYO
Penulis Naskah
HANUNG BRAMANTYO
Penata Kamera
IPUNG RACHMAT SYAIFUL
Penyunting Gambar
CESA D. LUKMANSYAH
Penata Musik
G. DJADUK FERIANTO
Penata Suara
SATRIO BUDIONO
Perekam Suara
SUTRISNO
Manajer Pasca Produksi
ANDI A. MANOPPO
Efek Visual
HERY KUNTORO
Penata Artistik
BUDI KUNTORO
Efek Khusus
CINDY SURYADJI
Penata Kostum & Rias
RETNO RATIH DAMAYANTI
Pemilih Peran
WIDHI SUSILA UTAMA
IBNU GUNDUL
Label:
Resensi film
Posting Komentar